Curhat Siswa SDN 002 Balikpapan Utara, Terungkap Rahasia Keberhasilan Kelas Daring

Hits: 85

 

Curhat Siswa SDN 002 Balikpapan Utara, Terungkap Rahasia Keberhasilan Kelas Daring

Artikel 5 080622

Balikpapan - Kenalkan, saya Reza, siswa kelas IV di SDN 002 Balikpapan Utara. Saya adalah salah satu dari 27 siswa Bu Endang Sri Winarsih, S.S. Hari ini tertanggal 16 Januari 2021, sesuai jadwal yang diberikan, saya belajar Matematika. Sebenarnya, saya cukup bosan belajar di rumah karena tidak dapat bermain bersama kawan-kawan.

Biasanya saya didampingi oleh ibu saya (Ririn). Di rumah saya, saya memiliki 3 saudara, ibu saya harus mendampingi 4 anak sekaligus. Untungnya, pembelajaran yang dilakukan Bu Endang tidak terbatas waktu, sehingga ibu saya bisa membagi waktu untuk mendampingi saya.

Saya membuka WhatsApp dan menonton video, di dalam video tersebut dijelaskan ciri-ciri persegi. Lalu saya disuruh melakukan pengamatan oleh Bu Endang. Bu Endang memberikan panduan untuk melakukan pengamatan, yaitu mencari benda yang berbentuk persegi di rumah, lalu menjelaskan unsur-unsur perseginya.

Saya memilih keramik, tutup toples, dan puzzle, dan saya menulis di buku bahwa keramik adalah persegi, karena memiliki 4 sisi sama panjang. Lalu setelah mengerjakan kegiatan pengamatan, saya harus berdiskusi tentang persegi dengan ibu saya. Diskusi saya dengan orang tua dipandu lima pertanyaan:
• Bagaimana cara menentukan panjang sisi setiap persegi?
• Berapa panjang sisi dari setiap benda tersebut?
• Apakah panjang sisi setiap benda yang kamu ukur memiliki panjang sisi yang sama?
• Berapa keliling dari setiap persegi yang sudah kalian ukur?
• Bandingkan dan urutkanlah benda – benda tersebut dari benda yang memiliki keliling paling kecil ke benda yang memiliki keliling paling besar!

“Perasaan saya campur aduk, tapi Alhamdulillah saya bisa lalui, bagi saya ini menantang karena harus menjelaskan bagaimana mengukur persegi, bagaimana cara mencari sisi sebuah bangun persegi. Lalu, Reza belum hapal perkalian, tapi Alhamdulillah perlahan Reza mampu memahami apa itu persegi,” ungkap Ibu saya (Ririn) kepada Bu Endang.

Saya menjawab untuk mengukur salah satu sisi setiap persegi adalah dengan mengukur salah satu sisinya. Dan saya paham bahwa setiap sisinya mempunyai ukuran yang sama. Setelah saya ukur, panjang sisi keramik 40 cm, panjang sisi tutup toples 10 cm, dan puzzle 27 cm. Untuk keliling, karena masing-masing sisi ukuran sama, saya mengalikan panjang sisi dengan jumlah sisi, yaitu 4 x 40 cm = 160 cm untuk keramik, 40 cm untuk tutup toples, dan 104 cm untuk keliling puzzle. Jadi, tutup toples yang paling kecil, kemudian ukuran tengah-tengah puzzle, dan yang paling besar keramik.

Setelah itu, saya tulis hasil diskusi tersebut dalam bentuk laporan yang berisi pendahuluan (benda persegi di rumah dan unsur persegi), inti (cara menentukan panjang sisi, cara menghitung keliling, dan membandingkan dan mengurutkan benda berdasarkan besar keliling). Lalu, penutup atau kesimpulan. Di materi persegi ini, saya pakai penggaris, tetapi banyak teman yang memakai meteran kayu dan meteran baju.

Dalam kesempatan ini, Endang mengungkapkan bahwa dengan mendampingi anak belajar di rumah, orang tua dapat menemukan cara-cara yang kreatif sesuai dengan bakat siswa. Ibu Ghazi, Diana Udiati mengungkapkan bahwa anaknya awalnya tidak menangkap karena logikanya belum dapat.

“Jadi kalau saya cari keliling, saya siapkan lidi 4 buah, sambal dijelaskan 1 lidi untuk 1 sisi, nah ketika cari keliling dengan memakai rumus, agak membingungkan. Jadi solusinya yaitu menambah semua sisi dengan menambah 1 lidi, dan 3 lidi berurutan. Jadi Ghazi memahami dengan menggunakan lidi, dan mengerjakan soal keliling persegi dengan menambahkan semua sisi,” tambah Diana Udiati, orang tua Ghazi.

Dalam materi keliling persegi, Endang menggunakan unsur pembelajaran aktif mikir, mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Unsur pembelajaran ini diyakini dapat mentransformasi pola pembelajaran yang lebih hidup dimana proses pembelajaran berpusat pada siswa. Guru hanya memfasilitasi proses belajar di kelas. Dengan demikian, siswa terlibat penuh dalam proses di kelas dan siswa dapat lebih kreatif, mampu berkolaborasi dalam tim, dan kritis.