Tips Pola Asuh: Anak Pintar dan Anak Senang
Oleh Nurhidayah, Guru SD 016 Balikpapan Timur
Balikpapan - Dalam proses belajar anak, kebanyakan orang tua atau guru hanya berfokus pada hasil belajar siswa. Padahal di antara siswa mungkin ada calon ahli matematika yang tidak perlu mendalami ilmu sastra, dan mungkin saja ada calon atlet yang tidak perlu mendalami ilmu matematika.
Memang fakta di lapangan pasti ditemukan halangan dan rintangan pada saat proses pembelajaran. Terkadang dalam menghadapi rintangan tersebut, kita sebagai orang tua/guru sedikit tidak sabar untuk melihat anak segera mencapai apa yang kita inginkan, sekali lagi apa yang kita inginkan. Kita lupa mepertimbangkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan anak.
Pada sebuah akun yang bernama 1001 Tanya Jawab Parenting, mereka memberikan pandangan bahwa sebagai pendamping anak, baik orangtua atau pun guru agar memperhatikan hal-hal berikut.
1. Jangan berfokus pada kekurangan anak.
Mengapa? Karena setiap jiwa-jiwa manusia memiliki kelebihan masing-masing. Begitu juga dengan siswa, mungkin tidak akan nampak secara spontan tetapi seiring berjalannya waktu dan pengalaman yang dialami oleh siswa maka dengan sendirinya bakat mereka atau kelebihan mereka akan muncul. Ketahuilah kelebihan disini bukan hanya dari sudut pandang kognitif tetapi bisa juga dari psikomotorik yang tampil dari keterampilannya. Temukan kelebihan anak dan dukung kelebihan anak. Jika pun ada kekurangan, orang tua dapat mendampingi anak hingga anak mampu mengelola kerurangan tersebut.
Jika kritik anak dilakukan terus-menerus, akan membahayakan mental anak yang berlanjut hingga dewasa. Tidak semua anak bermental bola bekel yang semakin dilempar ke bawah akan semakin melenting tetapi justru tidak sedikit anak yang bermental telur yang jika dilempar ke bawah justru akan merusak mentalnya.
2. Fokus pada usaha anak
Kita sebagai orangtua dan guru, jangan pelit memberikan pujian dan teruslah memotivasi siswa. Dengan pujian dan motivasi akan memperkuat mental mereka yang terkadang kurang percaya diri dalam mencoba hal-hal baru. Dengan berfokus pada usaha anak, dan mengapresiasinya, ini akan membentuk anak untuk terus berusaha meskipun menghadapi rintangan.
Kita sebagai orangtua atau guru harus lebih menghargai apa yang telah diusahakan oleh anak meskipun hasilnya tidak sempurna. Karena poin penting siswa telah berani mencoba dan itu adalah sebuah hal positif yang semestinya dihargai.
3. Dengan berlatih ia akan terampil
Perlu diketahui bahwa dengan berlatih siswa dapat menjadi terampil, sebab setiap orang akan bisa karena terbiasa dan tidak menutup kemungkinan dia akan ahli dalam sebuah skill hingga menjadi luar biasa.
4. Yang dia butuhkan adalah dukungan dan apresiasi atas proses dan upayanya.
Anak sama seperti manusia lainnya, mereka butuh dihargai, didukung dan diapresiasi. Dan akan sangat membantu proses belajarnya jika apresiasi dan dukungan hadir pada saat siswa berproses dan berupaya dalam mengoptimalkan hasil belajarnya.
Marilah kita lebih memperhatikan faktor psikologi anak. Bukankah hal yang kita inginkan adalah kebahagiaan anak juga? Menjadi pintar adalah hal yang membanggakan kita, namun kita akan sangat bangga jika anak kita memiliki jiwa yang bahagia. Sungguh jiwa yang bahagia akan mendukung minat belajar siswa. Banyak studi menunjukkan bahwa minat belajar siswa akan sangat mendukung prestasi siswa/hasil belajar siswa.
Marilah kita lebih memanusiakan anak-anak kita. Ciptakanlah kelas dan lingkungan belajar siswa seramah mungkin. Jangan takut anak melakukan kesalahan karena dengan kesalahan dia akan terlatih. Biarkan proses belajar berjalan sealami mungkin.