Kolaborasi dalam Pengembangan Kompetensi Calon Kepala Sekolah

 

Kolaborasi dalam Pengembangan Kompetensi Calon Kepala Sekolah

 

Artikel 6 7622


Balikpapan – Lilis Nurhidayah, S,PD,MM menampilkan praktik baik pembelajaran aktif pada acara Gelar Karya. Acara ini diadakan pada tanggal 30 Nopember 2021di Hotel Royal Balikpapan dan dihadiri oleh seluruh peserta Pendidikan Kilat Calon Kepala Sekolah. Ada total 250 pengunjung yang hadir melihat gelar karya ini. Tidak hanya guru yang datang, namun juga siswa dari SMPN 2 dan SMPN 8 turut menonton gelar karya ini.

 

Lilis Nurhidayah, S,Pd,MM bersama seluruh peserta calon kepala sekolah turut menayangkan karyanya. Ada 16 calon kepala sekolah jenjang SD dan 18 calon kepala sekolah jenjang SMP, yaitu SMPN 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 17 Balikpapan.

Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan, Muhaimin, MT dan diselenggarakan oleh Puguh Birowo, S.Pd, M.MPd. Turut hadir Wiwik, M.Pd dari LPMP SMP dan adminnya Arsani, S.Sos dan Suharman, M.Pd, pengajar SD dan adminnya Rudi P. S.Hut.

Lilis Nurhidayah, S.Pd, MM dalam kesempatan ini menampilkan 2 produk dari dua sekolah magangnya. Sekolah magang pertama adakan di SMPN 5 Balikpapan dan sekolah magang 2 di SMPN 13 Balikpapan. Materi yang diangkat menjadi produk yaitu produk skenario pembelajaran dan hasil karya siswa yang memaksimalkan unsur pembelajaran aktif: Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi. Lilis terinspirasi dari materi yang ia dapatkan selama menjadi fasilitator daerah Tanoto Foundation sejak 2018.

Lilis, pada tanggal 28 Oktober 2021 di SMPN 5 Balikpapan mengadakan in house training berkolaborasi dengan Tanoto Foundation sekaligus Calon Guru Penggerak. Turut hadir juga Supriyanto, S.Pd, M.Pd selaku kepala Pengawas Indonesia Cabang Balikpapan, perwakilan dari SMPN 5 yaitu wakil kepala sekolah, Sriwati, S.Pd dan Lilis Nurhidayah, S.Pd, dan Sondang Marlina, S.Pd, guru penggerak di SMPN 5.

Acara yang dilaksanakan selama 2 hari ini dihadiri sekitar 43 peserta guru SMPN 5 Balikpapan. “Terus memperbarui ilmu sudah menjadi tanggung jawab seorang guru, terutama di bidang teknologi, kita harus bersama-sama berproses maju ke depan,” buka Supriyanto. Pada hari pertama, acara diisi dengan mendalami bagaimana membawa kelas melalui pembelajaran aktif.

Yudi Utomo, Spesialis Pelatihan Sekolah dan Guru Tanoto Foundation memberikan strategi yaitu untuk mengaplikasikan pembelajaran aktif ini, maka pengajar dapat memasukkan unsur pembelajaran aktif dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi.

Pada hari kedua, Yudi Utomo memberikan pengarahan terkait bagaimana proses penilaian akademis. Sondang, selaku guru penggerak juga turut mengisi acara ini, yaitu bagaimana proses couching guru ke siswa jika siswa membutuhkan dukungan. Dukungan ini dapat berupa komunikasi terbuka antara guru ke siswa mengenai proses pembelajaran mana yang siswa mengalami kesulitan. “Tanoto Foundation selalu mendukung inisiatif dari fasilitator daerah untuk bersama-sama mencapai misi filantropi, dengan mengembangkan potensi individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas yang transformatif,” tutup Affan Surya, selaku Koordinator Provinsi Kalimantan Timur.

Selain MIKiR, Lilis Nurhidayah juga mengulik kajian manajerial 8 standar yang meliputi, proses, kekurangan, dan sarana prasana sebagai bahan gelar karya.

Sedangkan, di sekolah magang dua, yaitu di SMPN 13 Balikpapan, Lilis menampilakn rekaman wawacara bersama kepala sekalah tentang Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian Kepala Sekolah/Madrasah khusus aspek sosial dan pengkajian 8 standar sekolah.

Pembelajaran Berdiferensiasi
Pada gelar karya, RPP Berdiferensiasi Sondang Marliana Hutauruk, S.Pd, guru SMPN 5 Balikpapan yang ditampilkan. Awalnya, Sondang membagikan siswanya berdasarkan minat, yaitu kelompok seni lukis, seni music, kesehatan, acting, dan olahraga. Sondang juga membagi siswa sesuai dengan kesiapan belajar. Ada 15 siswa yang sudah terampil mengkomunikasi, mengimplementasikan, mempresentasikan iklan. Ada 6 siswa yang terampil mengkomunikasikan, implementasi dan presentasi namun belum secara terstruktur. Dan ada 12 orang yang belum bisa sama sekali.

Tentunya, disini Sondang tertantang untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kesiapan siswa. Untuk mencapai kompetensi dasar membuat iklan, kelompok seni lukis dapat membuat produk lukisan untuk mengiklankan, sedangkan kelompok seni musik dapat membuat produk lagu dalam mengiklankan produk, dan seterusnya.

Untuk kelompok yang siap belajar, siswa dapat menonton YouTube iklan dan memberi komentar, sedangkan untuk kelompok yang lumayan dapat belajar, siswa menceritakan ulang bagaimana membuat iklan. Terakhir, siswa yang belum siap, Sondang memberikan penguatan. “Dengan RPP berdiferensiasi, siswa berproses sesuai dengan KD yang diinginkan tanpa terkecuali,” tutup Sondang.