Belajar Siklus Air dari Rumah Oleh Anisa Surya, Guru Kelas V, SDN 009 Balikpapan Barat, Kalimantan Timur

 

Belajar Siklus Air dari Rumah Oleh Anisa Surya, Guru Kelas V, SDN 009 Balikpapan Barat, Kalimantan Timur

 

Artikel 2 080622

Balikpapan - Walaupun siswanya belajar dari rumah, Anisa ingin mereka tetap belajar aktif dengan unsur MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi). Sebelum pembelajaran dimulai melalui Zoom, Anisa melalui WhatsApp Group (WAG) meminta semua siswa membaca buku tema 8 tentang siklus air. Setelah selesai membaca, Anisa mengajak para siswa bergabung di dalam Zoom.

“Anak-anak, tahukah kalian apa saja manfaat air bagi kehidupan manusia?” tanya Anisa melalui Zoom. Anak-anak menjawab dengan seksama di aplikasi zoom, “Untuk minum, mandi, cuci tangan cuci baju, untuk hewan, dan tumbuhan juga Bu,” demikian beberapa jawaban siswa. Pembelajaran daring kali ini yaitu tentang siklus air. Siswa diharapkan memahami proses siklus air atau hidrologi dari atmosfer ke bumi hingga kembali ke atmosfer.

Belajar Proses Siklus Air

Anisa meminta siswa memperhatikan gambar cuaca yang sedang panas melalui layar Zoom. Tampak matahari menyinari bumi dan air dari tumbuhan menguap atau yang disebut transpirasi. Air laut, sungai, danau menguap disebut evaporasi. Uap air berkumpul menjadi bulir atau titik-titik air dalam bentuk awan yang disebut kondensasi. Jika titik-titik air sudah penuh, awan berubah menjadi hitam dan akan turun sebagai hujan yang disebut presipitasi. Setelah mengamati proses siklus air tersebut, Anisa meminta siswa membuat gambar atau prakarya tentang siklus air. Habibi salah seorang siswa berkreasi membuat siklus air dengan kardus, kapas, kertas lipat warna-warni, gunting, dan perekat kertas. Dalam kardus siklus air milik Habibi, awan digambarkan dengan kapas-kapas. Rintik-rintik hujan digambarkan dari garis putus-putus, dan lansekap bumi, sungai laut, digambar dengan kertas lipat warna warni.

“Awalnya air laut, danau, atau sungai menguap ke atmosfer karena sinar matahari, lalu terjadi kondesasi uap air berkumpul menjadi awan, dan terjadi resipitasi, awan tidak sanggup lagi menahan uap air, lalu terjadi hujan. Lalu air hujan meresap di dalam tanah dan lari ke laut, danau, atau sungai, dan begitu seterusnya,” jelas Habibi menyampaikan hasil karyanya.
Sebelum menutup Zoom, Anisa mengajak siswa berefleksi dan menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya “Setelah mempelajari tentang siklus air, saya jadi tahu bagaimana proses air dari langit atau atmosfer ke bumi hingga kembali lagi ke atmosfer,” kata Syauqi al Ghifari salah seorang siswa. “Ternyata seperti itu air berproses hingga turun menjadi hujan. Air adalah kebutuhan utama bagi kehidupan manusia,” kata Difa Syafira, siswa lainnya.

Pembelajaran melalui Zoom biasanya diikuti 15-20 siswa dari 34 siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring, mendapatkan lembar kerja (LK) melalui WA atau pesan berantai dari siswa yang rumahnya saling berdekatan. Siswa yang tidak mempunyai gawai atau laptop, juga diberi kesempatan belajar tatap muka seminggu sekali selama 2 jam. Untuk siswa yang ikut tatap muka, guru memberikan pembelajaran yang sama dan penugasan untuk satu minggu ke depan.