SDN 018 Balikpapan Tengah: Semua BerDNA Pendidik

 

SDN 018 Balikpapan Tengah: Semua BerDNA Pendidik

Artikel 3 150622

Balikpapan – Semangat Merdeka Belajar sudah dihidupkan di SDN 018 Balikpapan Tengah, Siswati, S.Pd, Kepala Sekolah SDN 018 Balikpapan Tengah telah merintis semangat ini sejak 20 tahun silam.

Awalnya, Siswati, S.Pd memahami bahwa penyelenggaraan pendidikan sebaiknya mengikuti kondisi dan situasi siswa. Lalu lintas komunikasi antara orang tua dan wali kelas diminta Siswati untuk terus dijalin. Dengan jalinan komunikasi yang hangat antara sekolah dan orang tua maka mendorong kematangan psikologis siswa dalam mengikuti pembelajaran.

 Hak Pembelajaran Untuk Semua Tanpa Terkecuali

Pada pembelajaran jenjang SD/MI, diakui oleh Jurkiah adalah masa sulit untuk beradaptasi dengan pembelajaran daring. Periode sekolah dasar, siswa harus banyak mengalami aktif dalam sebuah proses. Dengan banyak mengalami, siswa dapat menalarkan informasi-informasi yang diterima oleh panca indera siswa.

Pada mata pelajaran Matematika, Jurkiah merasakan sulitnya mengajarkan materi taksiran keliling dan luas lingkaran. Akhirnya, Jurkiah memakai strategi lama yaitu bercerita. Usia-usia sekolah dasar, siswa suka dengan cerita. Kemasan bercerita membuat siswa lebih memahami dan lebih menarik.

Selain dengan bercerita, untuk Lembar Kerja Siswa, Jurkiah memakai soal cerita. Dengan soal cerita, siswa lebih bisa memakai logika Matematika secara kontekstual. Dalam situasi ini, Jurkiah meminta siswa untuk menemukan benda bulat di sekitar rumah dan mengukurnya.

Untuk kompentensi dasar ini, Jurkiah bersedia dari jam 7 hingga jam 5. Ini dikarenakan Jurkiah menelpon seluruh 26 siswanya untuk memberikan penguatan dan memastikan soal cerita lingkaran diselesaikan dengan baik.

Siswati: Satu Buku untuk Siswa
Yunita Ramadhani, S.Pd guru penggerak yang ada di sekolah, mengatakan ia terbantu dengan program Tanoto Foundation. Modul-modul Tanoto Foundation mempermudah adaptasi dalam mengadopsi guru penggerak. Yakni, salah satu penguasaan teknologi, pembelajaran bermakna, dan literasi.

Azka, salah satu siswa kelas VI bercerita pengalamannya membedakan pembelajaran yang sudah di alami. Azka merasa pembelajaran tatap muka penuh adalah kesukaannya karena dapat bertemu dengan teman sekelas. Dan di kelas, Azka dapat lebih memahami pelajaran karena ada diskusi terbuka dengan rekan sekelas. Azka mengakui pembelajaran Yunita yang dikemas dengan program guru penggerak lebih menyenangkan.

Melalui program guru penggerak, Yunita memaksimalkan literasi di sekolahnya mulai dari memaksimalkan mading sekolah, kunjungan perpustakaan, pojok baca, dan Siswati: Satu Buku untuk Satu Siswa. SDN 018 Balikpapan Tengah sendiri telah memiliki perpustakan digital. Perpustakaan tersebut dapat diakses melalui situs https://sdn018balikpapantengah.gsmb-indonesia4.com/

Program Siswati ini merupakan legacy dari Kepala Sekolah yang sedang purna tugas Maret 2022. Dimana, setiap guru dapat melibatkan siswa untuk menerbitkan satu buku dalam satu ajaran baru. Orangtua juga dapat memberi sumbangan ke sekolah untuk bertukar buku dengan siswa lain atau memberikan buku ke sekolah.

Yunita sendiri mempunyai kanal-kanal digital agar siswa juga turut bertransformasi mengalami pembelajaran digital. Melalui blognya, Yunita menayangkan konten-konten pembelajaran https://yunitaramadhanisdn018balteng.blogspot.com/

Tidak hanya blog, Yunita juga menayangkan di YouTube konten-konten pembelajaran https://www.youtube.com/channel/UCCuBKfi7wLoZtKRQxh7yqxg/videos Variasi konten ini ditujukan kepada siswa yang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

Siswa SDN 018 Balikpapan Tengah sebanyak 50 siswa juga telah membuat 1 buku antologi berisi puisi berjudul langkah kecil penyambut fajar.

Siswati, S.Pd juga sebagai kepala sekolah dan Yunita bersama guru-guru yang Balikpapan lainnya juga sudah membuat karya puisi yang diterbitkan menjadi buku antologi puisi yg berjudul cahaya kata. Yunita juga membuat karya buku lain, yaitu kumpulan cerpen berjudul aku yang istimewa. Bersama teman sekelompok di CGP (calon guru penggerak) juga membuat buku antologi yg yang berjudul Tajamnya 6 mata pena dan dalam tahap penerbitan. Semua karya yunita tidak lepas atas kesempatan, dorongan dan bimbingan ibu Siswati agar bisa menghasilkan sebuah karya.

Kemajuan dari SDN 018 Balikpapan Tengah ini tidak lepas dari naluri guru untuk memberikan yang terbaik untuk siswa. Sudah menjadi DNA guru untuk memastikan siswa memahami pelajaran dan mempunyai karakter baik. “Jika ada siswa yang tidak masuk sekolah, saya biasa tidak hanya menanyakan kabar ke orang tua, namun juga mengunjungi. Apalagi jika sedang daring, jika ada yang tidak aktif, saya kunjungi rumahnya,” ungkap Siswati.

Alhamdulillah, semangat ini juga terjadi di teman-teman guru. Semangat untuk menjalin hubungan dengan keluarga besar SDN 018 Balikpapan Tengah,” tutup Siswati. Siswati sendiri merasakan bahwa mengajar adalah bagian dari hidupnya. Misi hidupnya adalah pengabdian dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk keluarga besar sekolah. Energi ini disebarkan ke seluruh timnya.