DARI BALIKPAPAN BERKUNJUNG KE KAMPUS IVY LEAGUE AMERIKA
Arkana (siswa kelas 8 SMPIT Istiqamah YPAITB)
Sejak kelas 2 SD (tahun 2016) saya bercita-cita ingin kuliah di Harvard. Saat Ibu saya memotong bawang di dapur, beliau hampir tersedak mendengar saya mengatakan bahwa saya ingin kuliah di Amerika. Terdengar sedikit konyol untuk anak kelas 2 SD yang sudah memikirkan kuliah. Tapi Ibu bilang, “Arka berkunjung ke Amerika dulu supaya tahu situasi disana seperti apa”. Lalu Ibu bilang,”Tapi biaya ke Amerika-nya Arka cari sendiri ya!”. Alih-alih merasa digoda, saya malah merasa tertantang, berpikir bagaimana caranya saya bisa menabung ke Amerika. Haha!
Tahun berganti, tepat di kelas 5 Akhir tahun 2020, tiba-tiba seluruh dunia termasuk Indonesia mengalami peristiwa pandemi Covid-19. Semua orang “dirumahkan” kecuali tenaga medis. Di saat inilah literasi digital saya terus diasah oleh ayah yang kebetulan bekerja dari rumah. Saya sangat suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan literasi digital, berhubung banyak sekali lomba konten edukasi saat pandemi, bagi saya ini adalah kesempatan emas untuk saya menguji kemampuan saya baik dalam penulisan naskah konten, maupun editing video. Alhamdulillah membuahkan hasil. Saya menjuarai berbagai lomba konten edukasi berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris di berbagai Kementerian, BUMN, swasta, maupun badan internasional seperti PBB.
Membuat konten edukasi bukan semata-mata untuk mendapatkan juara maupun hadiah, hal ini hanya bonus, tetapi yang menjadi perhatian utama dari orangtua saya adalah karena mereka mengetahui nilai PISA (Program For International Student Assesement) negara Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara lain, untuk kompetensi membaca (literasi) di tahun 2021 Indonesia menduduki peringkat 72 dari 77 negara di dunia. Berangkat dari keprihatinan ini, maka orangtua saya merasa tergerak untuk memperbaiki, setidaknya 1 siswa di dunia ini yaitu anak mereka sendiri, agar kemampuan literasinya bisa memadai salah satunya dengan membuat konten edukasi.
Dalam proses pembuatan konten, saya mau tidak mau harus melakukan riset sederhana dan mencari referensi yang kredibel sebagai bahan untuk naskah konten edukasi saya. Hal ini yang “memaksa” saya baik langsung ataupun tidak langsung memutar otak agar bisa mengolah informasi yang saya dapatkan menjadi naskah yang informatif, sistematis, dan menarik dalam penyajiannya.
Setelah berhasil memenangkan banyak kompetisi konten edukasi baik di tingkat nasional maupun internasional, saya melihat sebuah postingan di Instagram, ruangguru mengadakan lomba social challenge yang berhadiah ke Amerika. Tanpa berpikir Panjang, sayapun mendaftar sebagai peserta. Saat itu seleksi diadakan sebanyak 3 kali. Hingga akhirnya dari ratusan video yang masuk, terpilih 25 besar video terbaik. Kami diharuskan membuat 2 video. Video yang pertama bertema “Mengapa harus ke Amerika” dan video kedua bertema tentang “Ini baru juara”. Seleksi ditahap akhir adalah kami diharuskan untuk membuat curriculum vitae yang menjelaskan perolehan prestasi baik akademik maupun non akademik serta keaktifan berorganisasi, semua ini termasuk dalam cakupan penilaian.
Alhamdulillah setelah perjalanan seleksi panjang beberapa bulan, saya terpilih menjadi Juara 1, yang hadiahnya perjalanan gratis ke Amerika untuk berkunjung ke kampus Ivy League seperti Harvard, MIT, Yale, dan Columbia University. Semua biaya keberangkatan mulai dari Balikpapan hingga kembali ke Balikpapan, ditanggung penuh oleh ruangguru, termasuk pengurusan Visa ke Amerika yang dalam prosesnya cukup membuat jantung berdebar karena untuk mendapatkan visa ke Amerika merupakan salah satu hal tersulit dan kemungkinan ditolaknya juga cukup besar. Berkat doa dari orangtua, guru-guru, teman-teman dan orang yang mengenal saya, saya mendapatkan visa Amerika untuk jangka 5 tahun. Senang sekali rasanya.
Meskipun masih duduk di kelas 8 SMP dan satu-satunya pemenang termuda dalam ruangguru social challenge, manfaat luar biasa saya rasakan setelah berkunjung ke kampus-kampus Ivy League di Amerika. Pengalaman ini memotivasi saya agar lebih giat lagi mendapatkan prestasi untuk memantaskan diri agar diterima kelak di kampus yang saya inginkan. Banyak hal menarik yang saya temukan disana. Kampus-kampus terkenal tersebut semuanya memiliki jutaan buku di dalam perpustakaan, mereka memiliki ruang terbuka yang kondusif sekali untuk belajar, selain itu dalam proses pembelajaran mereka sangat aktif berdiskusi di dalam kelas, kemampuan menganalisa juga dituntut dalam proses pembelajaran (tidak semata-mata hanya menghapal), fasilitas yang sangat lengkap, cerdas dalam menghadapi keberagaman, serta kemampuan berkolaborasi yang kental untuk membuka jaringan. Oh iya, kampus-kampus Ivy League tersebut masih menggunakan kapur tulis di kelas lho.
Kampus-kampus tersebut tidak hanya menerima siswa cerdas yang mumpuni dalam hal akademik tetapi juga mengharapkan siswa-siswa yang berdampak besar sebagai agen perubahan pada lingkungan setelah mereka lulus kuliah kelak. Artinya kemampuan berkolaborasi/bekerjasama harus terus dilatih, kepedulian terhadap lingkungan sosial juga harus terus ditumbuhkan. Sudah bukan waktunya lagi seorang yang cerdik cendekia bersikap egois. Hal ini sebetulnya sudah lama digaungkan oleh pendiri Republik ini yaitu semangat gotong royong untuk memajukan bangsa, mari kita hidupkan kembali.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua yang sudah menantang dan mendukung saya hingga saya bisa berangkat ke Amerika bahkan bisa membawa orangtua turut serta secara gratis, juga kepada guru-guru, teman-teman, semua yang mendukung saya. Termasuk dukungan saat proses voting sebagai nilai tambah penilaian (menambah sekitar 5 persen), karena proses ini melibatkan banyak pihak, sebagai bentuk rasa syukur saya, maka hadiah uang tunai sebesar 10 juta rupiah saya donasikan dalam bentuk beasiswa untuk membantu teman-teman cerdas tetapi kurang mampu di Balikpapan, agar mereka juga bisa meraih mimpinya seperti saya. Alhamdulillah, kemenangan ini bisa saya anggap kemenangan bersama. Insya Allah kontribusi para voters dalam rangka donasi beasiswa akan dibalas pahala oleh Allah SWT.